watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PETUALANGAN DALAM KENANGAN

Cerita ini kutulis ketika aku mendaftar ke salah
satu Universitas yang lumayan oke di Bandung.
Waktu itu aku bertemu dengan seorang
temanku di kelas 1 SMA. Begitu bertemu, aku jadi
ingat lagi petualangan kami yang sangat menarik
sekitar 2 tahun yang lalu, karena itu begitu aku
sampai di rumah, aku langsung menulis cerita
ini.
Waktu itu aku baru masuk ke salah satu SMA
swasta ternama di Bandung. Aku tidak begitu
canggung, karena sebagian besar anak di kelasku
adalah teman-temanku di SMP. Aku duduk
dengan teman baikku di SMP, aku tidak terlalu
tertarik pada kelasku, tetapi ada seorang gadis
yang menarik perhatianku saat itu. Sebut saja
namanya Lita.
Dia belum pernah kulihat sebelumnya, tetapi saat
pertama kulihat, ada semacam getaran di dalam
tubuhku. Rambutnya yang hitam lurus dibiarkan
tergerai di bahunya, matanya yang sedikit sipit
dan senyumnya yang manis, membuatnya
terlihat sangat manis. Tubuhnya tidak terlalu
tinggi, tetapi langsing dengan bentuk yang
proporsional (kusebut proporsional karena
begitu enak dilihat dadanya, tidak terlalu besar,
tapi cocok dengan ukuran tubuhnya yang
mungil).
Oke singkat cerita, aku berkenalan dengannya,
dan dalam waktu 2 minggu, kami sudah sangat
akrab. Dari persahabatan kami, aku tahu kalau
Lita tidak begitu bahagia dalam keluarganya.
Ayahnya yang dinas di luar kota jarang
mengunjunginya, begitu pula ibunya yang selalu
sibuk dengan urusannya sendiri. Kakak
perempuannya sudah menikah dan tinggal
dengan suaminya. Itu membuat Lita kesepian di
rumah, dan untuk menghilangkan
kejenuhannya, Lita memilih untuk kost walaupun
rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah.
Aku sering juga mengunjunginya di rumah
kost-nya, awalnya untuk sekedar menemaninya
belajar atau melepas sepi. Tetapi lama-kelamaan
kami sering pergi ke luar, sedikit minum atau
menguras keringat di diskotik. Nah, dari sinilah
pertualangan ini dimulai.
Suatu malam, sehabis pulang dari diskotik untuk
merayakan ulang tahun Lita yang ke 16, aku dan
Lita berjalan-jalan melihat-lihat Bandung di
malam hari. Saat itu Lita mengajakku naik ke
daerah Lembang. Aku tidak keberatan karena
memang besoknya hari Minggu. Sampai di
tujuan, Lita dan aku duduk-duduk di kap mobilku
sambil berbincang-bincang.
Di tengah percakapan, Lita bertanya, "Riko, kalau
suatu hari kau berpacaran, dan pacarmu punya
banyak masalah dengan keluarganya, apa yang
kau lakukan, apa kau meninggalkannya atau cuek
seolah tidak ada apa-apa dengannya..?"Aku
menggeleng, "Nggak keduanya, mungkin aku
akan mencoba larut dalam masalahnya, dan
membantunya memecahkan masalahnya,
bukankah keluarganya akan jadi keluargaku
juga..?"
Saat itu Lita menangis, dipeluknya aku erat-erat.
Dan singkat cerita, aku mengantarkannya ke
tempat kost-nya. Sampai di sana, Lita
mengajakku masuk sebentar. Aku masuk, dan
saat aku masuk, tiba-tiba Lita menciumku dan
memelukku. Kulihat jam, sudah pukul 11 malam.
Aku harus segera pulang, tetapi sepertinya
tubuhku menginginkan yang lain dengan
kepalaku, aku bukannya pulang tetapi malah
mengikutinya ke kamarnya.
Aku mengunci pintu, dan kucium lagi Lita. Dia
bertanya apa aku menyukainya, dan kujawab
ya. Dan setelah itu, aku larut dalam nafsu.
Perlahan tetapi pasti, kulepaskan kancingnya satu
persatu. Kukira Lita akan menepis tanganku, dan
aku akan segera berhenti kalau dia menolaknya
walaupun aku sebenarnya sangat ingin
memilikinya. Ternyata Lita sama sekali tidak
menolak, disandarkannya kepalanya di bahuku,
sedang kedua tangannya memelukku erat-erat,
seolah menyerahkan dirinya begitu saja.
Setelah selesai membuka bajunya, kubuka
bajuku, dan kembali memeluk Lita. Kubelai
rambutnya dan ketika kubuka pakaian dalamnya,
handphone-ku berbunyi. Aku kaget setengah
mati, tetapi sebelum aku mengambilnya dari
celanaku, Lita sudah mengambilnya lebih dulu.
Dimatikannya handphoneku, "Aku ingin kau
menjadi milikku sepenuhnya malam ini."
Setelah itu Lita berbaring dengan dada yang
sudah telanjang. Aku menundukkan badanku,
dan kucium sekali lagi bibirnya. Kucium lehernya
dan turun ke belahan dadanya. Sempat kulihat
wajah Lita, dia hanya memejamkan matanya
membiarkan semua yang kulakukan. Kucium
puting dadanya, sedangkan tanganku meremas
dadanya yang satu. Kucium, kujilat dan sesekali
kugigit perlahan putingnya.
Lita hanya memejamkan matanya dan sesekali
mendesah. Setelah itu kulanjutkan pekerjaanku,
aku membuka roknya perlahan, belum ada
reaksi, karena itu kulanjutkan, kugeser perlahan
celana dalamnya ke bawah. Lita masih belum
bereaksi. Setelah kubuka semua pakaiannya,
kubuka juga semua pakaianku, lalu aku
berbaring di sisi Lita. Kubelai rambutnya, dan Lita
membuka matanya. Dipandangnya mataku
dalam-dalam. Setelah itu kucium dia sebentar,
dan aku turun ke bawah ranjang, kubuka
pahanya sedikit lebar. Lita dengan malu-malu
mengikuti keinginanku. Kulihat beberapa helai
bulu halus di selangkaan kakinya. Tercium
aroma khas kemaluan wanita, tetapi ini berbeda,
serasa lebih harum. Harumnya lebih lembut
tetapi menggoda.
Kucium kewanitaannya, dan Lita kembali
mendesah. Kubuka bibir kewanitaannya dengan
jariku, dan kulihat bagian merah muda di
dalamnya. Kujilat dan terasa tubuh Lita sedikit
bergetar. Terasa hangat dan membuatku ingin
melakukannya lagi. Kembali kulakukan, sekali,
dua kali, tiga kali, dan aku tak ingat lagi, berapa
kali kulakukan. Lita sepertinya sudah sangat
terangsang. Liang kewanitaannya yang tadinya
sedikit kering kini basah, bukan hanya oleh
ludahku, tapi juga karena lendir yang dikeluarkan
dinding vaginanya.
Setelah beberapa saat, kembali kucium Lita dan
aku mengambil posisi siap untuk
menyetubuhinya, tetapi aku tidak langsung
melakukannya. Kupandangi wajah Lita dan dia
sepertinya mengetahui maksudku, Lita
mengangguk. Aku mulai memegang
kejantananku yang sudah mencapai ukuran
maksimal. Kuarahkan kepala kejantananku ke
bibir vagina Lita yang terkuak karena gosokan
itu. Terasa hangat dan mengundangku untuk
langsung menerobos masuk, tetapi aku tahu itu
tidak akan menyenangkan, karena itu aku hanya
menggosoknya dan sesekali menekan lembut
agar vagina Lita terbiasa.
Aku mulai menekan kepala penisku ke dalam.
Saat itu Lita mengerang, kepala penisku sudah
masuk dan terasa ada tekanan dari dinding
vaginanya. Kucabut kembali penisku, dan
kembali kumasukkan kepala kejantananku yang
sesekali menyentuh klitoris Lita. Lita
memejamkan matanya sambil meremas sprei
menahan nikmat.
Setelah kurasa cukup, kutekan lebih dalam, dan
perlahan penisku masuk ke dalam. Di dalam
liangnya, penisku seperti tertahan dan tidak dapat
masuk lagi. Aku tahu Lita masih perawan, dan ini
yang mengganjal batang kemaluanku untuk
masuk. Kuregangkan lebih lebar selangkaan Lita,
dan kupegang kokoh pinggulnya. Kutarik
nafasku, dan bersamaan dengan hentakanku,
"Ah.." Lita mendesah panjang dan semakin erat
meremas sprei ranjangnya. Penisku masuk ke
dalam, merobek selaput dara Lita. Aku tidak
langsung memompanya. Kubelai rambut Lita,
dan kucium dia, aku mencoba untuk
menenangkannya.
Lita tersenyum, "Aku.. aku tidak apa-apa. Aku
menyukainya."
Setelah itu Lita kembali memejamkan matanya
siap menerima apa yang akan kulakukan
selanjutnya. Mulai kutarik penisku perlahan, lalu
kutekan masuk lagi. Mula-mula agak sulit, tetapi
lendir dari dinding vaginanya membuat penisku
lebih mudah keluar masuk. Setiap kali kutekan
masuk penisku, Lita mendesah menahan sakit
bercampur nikmat. Dan setiap kutarik penisku
keluar, Lita menarik nafas seolah bersiap untuk
tekanan selanjutnya.
Wajahnya semakin terlihat manis dan tubuhnya
semakin indah dengan titik-titik keringat di
belahan dadanya. Aku sendiri mulai
mempercepat gerakanku, terasa nikmat di dalam
sana. Dinding-dinding vaginanya seolah
meremas-remas penisku, dan itu membuatku
semakin bernafsu. Keringat mengalir dari kening
dan punggungku, tetapi aku semakin menikmati
permainan itu.
Beberapa saat kemudian penisku terasa panas,
aku tahu tidak lama lagi aku akan mencapai
puncak, karena itu kucoba mengatur nafas,
kucoba untuk memperlambat tempo
permainanku. Aku tidak ingin permainan itu
cepat selesai. Sesekali kucium Lita dan kubelai
rambutnya sekedar untuk memberi waktu
penisku agar sedikit beristirahat. Setelah itu
kembali kutingkatkan tempo, terkadang penisku
terlepas dari genggaman erat dinding vagina Lita,
tetapi aku mudah memasukkannya kembali ke
lubang surga itu, tidak seperti pertama kali, aku
harus bersusah payah baru dapat masuk. Tidak
lama kemudian tubuh lita bergoncang, tetapi dia
sama sekali tidak bersuara. Aku tahu dia sudah
mencapai puncak, tetapi aku baru tahu kalau
seorang wanita yang mengalami puncak
kenikmatan tidak selalu menjerit seperti di film-
film yang sering kutonton.
Kembali kutingkatkan tempo, kali ini aku tidak
akan menahan-nahannya lagi. Aku ingin
mengakhiri permainan ini dengan memuaskan.
Kukocok lebih keras dan lebih cepat. Lita yang
masih menikmati sisa-sisa puncak
kenikmatannya mendesah-desah. Dadanya
berguncang-guncang, menimbulkan sensasi luar
biasa yang membuat nafsuku meledak-ledak.
Desahan Lita sudah berubah menjadi jeritan-
jeritan kecil dan keringat bercucuran di wajah
dan punggungku. Pinggangku mulai lelah
bergoyang-goyang maju mundur, dan
tanganku mulai kesemutan menahan pinggul Lita
agar tidak mundur tertekan. Tetapi itu belum
seberapa, penisku terasa panas, bahkan seperti
mati rasa. Dinding vagina Lita begitu erat
meremasnya dan membuatnya semakin nikmat
bergesekan.
Akhirnya aku tidak tahan lagi, kukeluarkan
penisku dari dalam, dan segera cairan hangat
menyembur ke perut dan dada Lita yang sibuk
mengatur nafasnya. Aku sendiri terengah-engah
seperti baru saja berlari-lari. Entah berapa kali
maniku menyembur, yang jelas akhirnya tidak
ada lagi yang tersisa. Aku sangat lelah, dan
segera kubaringkan tubuhku di samping Lita.
Mulanya aku hanya ingin beristirahat sebentar,
tetapi aku malah ketiduran.
Aku baru bangun ketika kurasakan tubuhku
kedinginan. Aku segera memakai pakaianku, dan
kulihat arlojiku, sudah pukul 2 subuh.
Kubangunkan Lita, dan aku berpamitan.
Kusempatkan mencium Lita yang seolah tidak
bertenaga lagi. Dia hanya berbaring di
ranjangnya.
"Lita, terima kasih untuk semuanya, jangan lupa
kunci pintu kamarmu."
Aku tersenyum dan segera memacu mobilku.
Aku sengaja tidak pulang ke rumah, karena
orangtuaku akan curiga. Aku pergi ke kost
temanku (laki-laki). Dan kutelpon rumahku,
kukatakan aku akan menginap di kost Alf.
Orang tuaku tidak curiga, karena aku memang
sering menginap di tempat kost Alf. Pagi harinya
pinggangku pegal-pegal. Kutelpon kost Lita, dan
suaranya terdengar ceria.
Aku hanya berbicara sebentar, tetapi ketika
percakapan kami segera berakhir, Lita berkata,
"Kutunggu kau malam ini..!"
Aku tahu Lita menginginkannya lagi, dan aku
juga tidak akan puas melakukannya sekali.
Tunggu saja, aku akan datang dan ada kejutan
untukmu..
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/407
U-ON

inc Powered by Xtgem.com